Persiapan Rusia Serangan Baru Dengan 500 Ribu Wamil

Persiapan Rusia Serangan Baru Dengan 500 Ribu Wamil – Dalam upaya untuk melakukan gelombang serangan baru, Rusia akan melanjutkan kegiatan mobilisasi sampai 500 ribu wajib militer yang didatangkan dalam mendukung serangan untuk beberapa bulan mendatang. Adanya peringatan yang telah dilontarkan tersebut merupakan pernyataan yang diberikan oleh kepala pertahanan Ukraina.

Dari Wakil Kepala Intelijen Militer Ukraina, Vadym Skibitsky telah mengatakan terdapat rekrutan yang nantinya akan melakukan pengambilalihan terhadap bagian untuk melakukan serangan. Proses mengambil alih bagian tersebut guna mendukung sarangan baru yang akan dilontarkan untuk sepanjang musim semi dan musim panas yang berada di bagian selatan hingga Timur dari negara tersebut.

Sekarang ini, para pejabat Ukraina sudah membuat laporan terbaru bahwasanya terdapat 280.000 dari pasukan darat Rusia yang sudah dikerahkan untuk menyerang negara tersebut. Perkiraan yang telah disampaikan, diduga terdapat serangan yang dilakukan di wilayah Kharkiv dan Donetsk. Bahkan, kemungkinan besar juga akan menyerang kawasan Zaporizhzhia. Akan tetapi, untuk melakukan pertahanan di Crimea dan Kherson, hal ini tentunya menjadi jumlah orang yang akan dikerahkan dalam penugasan dari serangan tersebut.

Prediksi yang diberikan atas perkiraan gelombang pasukan juga dikatakan bahwasanya saat Rusia kalah, tentunya dari bu tin akan mengalami keruntuhan. Skibitsky juga mengatakan bahwasanya terjadinya gelombang terakhir mampu memobilisasi yang nantinya akan dilangsungkan pada 15 Januari.

Serangan baru tersebut sesudah masa liburan pada saat Rusia akan melakukan percobaan untuk mengalahkan Ukraina dengan ketersediaan pasukannya yang cukup besar. Dari pihak Rusia juga sudah membantah telah membuat persiapan untuk gelombang kedua atas mobilisasi umum dengan Vladimir Putin yang menyebutkan bahwasanya tidak akan ada gunanya di bulan lalu.

Sebelumnya, Kremlin sudah menyerukan adanya gencatan yang akan dilangsungkan dengan menggunakan senjata 36 jam yang berlangsung di hari Jumat. Penentuan ini dengan menyesuaikan hari libur untuk Natal Kristen Ortodoks Rusia. Akan tetapi, Ukraina melakukan penolakan terhadap gencatan senjata yang telah digambarkan oleh Volodymyr Zelensky. Hal ini dijadikan sebagai bentuk upaya dalam menghentikan gerakan maju yang dilakukan oleh pasukan di Donbas.

Setiap pasukan telah membawa peralatan secara lengkap dengan amunisi yang tersimpan serta orang-orang yang telah dimobilisasi supaya lebih dekat dengan keberadaan posisi dari tentara Ukraina. Ukraina juga menyatakan klaim bahwasanya pasukan Rusia terus melakukan penyerangan secara terus-menerus dengan gencatan senjatanya. Dengan adanya seorang pekerja darurat yang sudah terbunuh oleh tembakan artileri di wilayah Kherson. Adanya laporan tembakan artileri tersebut berlangsung di kota Kramatorsk, Donbas.

Kemunculan peringatan untuk serangan udara tersebut sudah dikeluarkan pada beberapa kota yang ada di Ukraina. Akan tetapi, sejauh dari peringatan tersebut ternyata tidak ada ledakan yang bisa dilaporkan sebagai bentuk penyerangan yang dilakukan oleh Rusia. Namun, terdapat pembaruan terbaru dari pihak Kementerian Pertahanan yang mengatakan bahwasanya untuk pertempuran yang terjadi antara Ukraina dan pasukan Rusia masih terus berlanjut. Penyerangan tersebut hingga tingkat rutin meskipun terdapat gencatan senjata pada Ukraina.

Pembaruan yang berasal dari intelijen harian, Kementerian pertahanan juga mengatakan bahwasanya di beberapa daerah yang sedang diperebutkan cukup sengit tepat di kawasan kota Kremina, Provinsi Luhansk, Ukraina Timur. Pertempuran yang berlangsung lebih difokuskan di kawasan berhutan lebat yang berada di area Barat Kota. Pertempuran tersebut sudah beralih dengan menggunakan jenis pertempuran infanteri dan bahkan untuk penyerangannya sendiri melalui jarak dekat.

Menurut keterangan dari Kementerian Pertahanan, bahwasanya pertempuran antara pasukan Rusia dan Ukraina masih berlanjut untuk tingkat rutin sampai periode Natal Ortodoks. Salah satu dari sektor yang sangat diperebutkan masih berada di kawasan kota Kremina, Oblast Luhansk. Pada tiga minggu terakhir ini telah terjadi pertempuran yang berlangsung di kawasan Kremina dengan memfokuskan di bagian hutan lebat tepatnya di sebelah barat kota. Hutan tersebut merupakan jenis hutan konifera yang telah menyediakan perlindungan dengan sistem pengamatan udara yang bahkan juga berlangsung di musim dingin.

Dari kedua belah pihak kemungkinan besar akan tetap memperjuangkan untuk bisa menyesuaikan tembakan artileri supaya lebih akurat. Sehingga dengan adanya kabar penyerangan gelombang baru yang didatangkan oleh pasukan Rusia telah dipersiapkan secara matang oleh Kementerian Pertahanan Ukraina untuk menyesuaikan tembakannya.

Ukraina Akui Menjalankan Misi Nato dari Rusia

Ukraina telah mengakui berlangsungnya perang dengan Rusia sudah didukung dengan menjalankan misi NATO tanpa harus menumpah darahkan rakyat dari negara aliansi. Sebagai bentuk imbalannya, Kiev mengharapkan barat terus menyediakan amunisi serta senjata yang bisa diberikan untuk Ukraina.

NATO menyatakan bahwasanya Rusia merupakan ancaman paling besar untuk blok pimpinan Amerika Serikat. Ukraina telah menangani ancaman dengan menjalankan misi NATO pada hari itu tanpa harus menumpahkan darah sehingga berharap bisa menyediakan senjata yang dibutuhkan oleh pasukan Ukraina.

Setiap rekan NATO melakukan kerjasama dengan baik untuk memberikan informasi dalam percakapan ataupun pesan teks. Bahwasanya Ukraina merupakan perisai peradaban dan melakukan pembelaan terhadap seluruh dunia yang beradab serta seluruh bagian barat.

Para pejabat Ukraina termasuk presiden ke bawah telah melakukan permintaan bantuan senjata secara rutin dari barat seperti halnya artileri, misil, amunisi dan tank. Selain itu, bulan Oktober telah diketahui terdapat proses politik Pentagon dengan tujuan untuk terus melakukan peningkatan terhadap standar hingga Ukraina bisa menerima tank tempur utamanya.

Di hari Jumat Washington, juga memberikan pengumuman atas pengiriman 50 kendaraan tempur infanteri bradley yang menggunakan lapis baja modern dikirimkan ke Kiev. Sebagian dari paket senjata tersebut memiliki nilai USD 3 miliar dan Perancis telah memberikan janji untuk memberikan sejumlah tank ringan yang beroda.