Varian Covid 19 Kraken Pertama Kalinya di Afrika Selatan

Varian Covid 19 Kraken Pertama Kalinya di Afrika Selatan – Desember 2022 lalu, who telah memberikan laporan sebagai 3 tahun dari kasus Covid 19 pertama kalinya di Afrika yang telah didaftarkan di bulan Februari 2020. Jumlah kasus yang telah terinfeksi dan terdeteksi oleh kesehatan dari virus ini tepat di benua tersebut kisaran 9,5 jutaan.

Kasus pertama kalinya varian Kraken Covid 19 XBB sudah terdeteksi ada di Afrika Selatan. Dalam hal ini, tidak terjadi peningkatan kasus, rawat inap ataupun kematian yang didaftarkan di Afrika Selatan berhubungan dengan adanya jenis varian baru dari Covid tersebut.
Menurut WHO, XBB.15 merupakan sub varian yang sangat mudah meneruskan penularan dari virus Covid 19. Kehadirannya sebagai sub varian dari strain omicron yang bahkan secara tidak resminya telah diberikan nama dengan sebutan Kraken.

Sampai saat ini, belum terdapat laporan apapun terkait perbedaan dari tingkat keparahan secara signifikan atas gejala yang telah ditimbulkan karena terserangnya varian virus Corona terbaru. Akan tetapi, sudah terdapat laporan terupdate bahwasanya XBB. 1.5 menunjukkan adanya pertanda telah dilepaskan kekebalan yang artinya bisa menghindari kekebalan tersebut dengan pengembangan vaksin ataupun kasus yang sudah dialami sebelumnya dari beberapa varian Covid-19 yang lain.

Kraken sudah terdeteksi pada 29 negara termasuk di Amerika Serikat dengan penularan virus yang cukup cepat dan saat ini sebagai jenis yang sangat dominan karena mengalami peningkatan dari yang sebelumnya satu persen menjadi 41%. Peningkatan ini terbilang lebih besar dibandingkan dengan semua infeksi virus lain sejak awal hingga akhir Desember.

Hingga saat ini belum diketahui untuk XBB 1.5 udah telah mencapai di China ataupun belum, yang memang menghadapi peningkatan terhadap kasus infeksi sesudah langkah ketat yang sebelumnya dilonggarkan. Kebijakan ketat tersebut bisa membantu dalam proses pembatasan penyebaran adanya gelombang virus lainnya.

Banjir Besar Melanda Australia Barat, Sejumlah Daerah Terisolasi

Badan peramal cuaca Australia telah menginformasikan pada minggu, 8 Januari 2023 telah terjadi banjir dahsyat yang mampu memecahkan rekor di bagian barat laut Australia Barat. Saat ini sudah membuat banyak dari komunitas mengalami isolasi atas peristiwa bencana alam besar tersebut.

Australia juga mengalami krisis penanganan yang dilangsungkan dalam beberapa hari dan masih berlanjut untuk ke depannya. Keadaan darurat yang telah berlangsung di Kimberley sejak pekan ini sebagai daerah yang menjadi bagian Australia Barat dengan ukuran California telah dipicu oleh adanya sistem cuaca buruk Ellie.

Bencana alam yang menimpa Australia Barat ini bekas dari topan tropis yang telah membawa hujan sangat lebat di kawasan tersebut. Tepat di Kota Fitzroy Crossing merupakan komunitas yang memiliki penduduk kisaran 1.300 orang dan telah terdampak cuaca sangat ekstrem sepanjang tahun ini.

Hingga perbekalan harus dikirimkan melalui penerbangan pada beberapa wilayah tersebut karena setiap jalur telah tergenang banjir. Menurut biro meteorologi, hujan tersebut sudah reda pada saat bekas topan bergeser menuju ke arah timur di bagian Northern Territory, akan tetapi juga memberikan peringatan bahwasanya banjir yang cukup besar mampu memecahkan rekor terbaru dan terus berlanjut di kawasan Kimberley.

Terdapat banyak jalan yang tidak bisa dilalui hingga membuat para komunitas saat ini harus terisolasi sementara. Bagian otoritas darurat negara juga sudah memberikan peringatan terbaru bagi para penduduk yang berada di komunitas kecil lainnya terkait kenaikan debit air yang berada di wilayah tersebut.
Termasuk yang berada di kota resor Broome besaran 2.000 km di bagian utara ibukota dari negara bagian, Perth. Banjir tersebut merupakan bencana alam terburuk dalam sejarah catatan negara bagian tersebut.

Banjir yang terjadi di kawasan Australia Barat mampu menghancurkan sebagian kawasan dan dari perdana menteri telah menjanjikan untuk memberikan bantuan federal. Pesawat angkatan pertahanan Australia juga dikerahkan supaya bisa memberikan bantuan terhadap masyarakat yang saat ini telah dilanda banjir.
Selain itu, juga terdapat helikopter Chinook yang masih dalam perjalanan supaya bisa membantu untuk merelokasi penduduk yang terisolasi dari bencana alam banjir. Keadaan darurat masih terjadi di Australia Barat sesudah banjir berlangsung dan memang sering terjadi di bagian timur Australia dalam 2 tahun terakhir.

Hal ini dikarenakan, peristiwa cuaca La Nina yang terus berlangsung dalam beberapa tahun terakhir ini. Di sejumlah wilayah bagian timur sudah mengalami 4 krisis dari banjir besar yang berlangsung sejak tahun lalu karena sistem La Nina yang biasanya terus dihubungkan dengan datangnya curah hujan yang mengalami peningkatan.

Cina Kehilangan Gelar Terpadat di Dunia Pertama Kalinya Dalam 300 Tahun Terakhir

India sebentar lagi akan menjadi negara terpadat di dunia sejak 14 April yang bahkan mencapai 1,43 miliar jiwa dan bisa mengalahkan Cina lebih awal. Populasi di India sekarang ini sudah melebihi 1,4 miliar dan diperkirakan terus mengalami pertumbuhan hingga 1,7 miliar jiwa di tahun 2064 sebelum mengalami penurunan.

Dalam sejarah panjang 300 tahun, pertama kalinya Cina bukanlah sebagai pemimpin dalam populasi terpadat di dunia. Sementara itu, India sudah tumbuh dengan tingkat persentase dua persen sejak paruh kedua dari abad ke-20.

Tingkat pertumbuhan Cina mengalami penyusutan yang mencapai setengah dan menjadi 1,1% antara tahun 1973 serta 1983 yang tidak pernah mengalami pemulihan. Perlambatan penduduk di negara Cina sebagian besar dikarenakan kebijakan dari pemerintah itu sendiri yang melakukan pembatasan atas kepemilikan satu anak saja.

Meskipun dari keluarga Cina saat ini sudah diberikan kebebasan dalam mempunyai jumlah anak tentunya ukuran keluarga rata-rata tetapnya masih berada di persentase 1,3. Dengan begitu, India bisa melampaui negara Cina sebagai negara terpadat tidak dari segi tingkat kelahiran negara yang terus melonjak, akan tetapi dari penurunan yang sangat lambat negara Cina.