Jenis Peluru Andalan Cina yang Banyak Ditakuti Dunia – Kehadiran dari peluru kendali antara benua atau yang dikenal dengan Intercontinental Ballistic Missile ini dijadikan sebagai senjata. Hal ini dikarenakan, rudal dari Cina bisa menjelajah dengan menjangkau jarak belasan kilometer dan bahkan bisa menyebabkan timbulnya kekhawatiran untuk negara yang ada di sekitarnya.
Seperti negara yang mempunyai senjata andalan ini yaitu Cina. Adapun untuk 5 peluru kendali antar benua yang telah diandalkan oleh negara Cina sebagai berikut;
1. DF 3
DF 3 atau Dongfeng 3 merupakan rudal balistik yang sangat diandalkan oleh Cina. Pada penggunaan rudal yang satu ini telah dilakukan uji coba di tahun 1968, akan tetapi baru dimulai untuk sistem operasionalnya di akhir 1971.
Penggunaan rudal ini mempunyai panjang 20,97 m dan diameter 2,2 m. Meskipun begitu, penggunaannya sendiri telah dipensiunkan dari Tahun 2022 dan tetap dijadikan sebagai rudal andalan Cina untuk masanya.
Adapun dalam jangkauan rudal ini bisa mencapai 2.650 km serta mampu membawa satu hulu ledak nuklir yang memiliki berat 2150 kg. Cina juga pernah melakukan penjualan terhadap 36 hingga 60 unit rudal yang ditujukan pada Arab Saudi.
2. DF 4
Rudal andalan dari Cina yang satu ini sebagai rudal balistik Dongfeng 4 atau DF 4. Penggunaan dari rudal yang satu ini telah diaktifkan pengoperasiannya sejak 1980 dan diberhentikan dengan pensiun tahun 2005.
Rudal balistik ini memiliki panjang 28,05 m dan diameternya 2,25 m. DF 4 juga memiliki kemampuan dalam membawa muatan sampai 2200 kg dengan hulu ledak nuklir tunggal yang dimilikinya.
Sementara itu, untuk jarak jelajah rudal yang telah dimiliki bisa mencapai 4.500 hingga 5.500 km. Perancangan DF 4 ini telah dilakukan bersamaan dengan kehadiran dari DF 3.
3. DF 21
Rudal andalan dari Cina Dongfeng 21 merupakan nuklir balistik yang memiliki jarak menengah dalam sistem operasionalnya di tahun 1991. Meskipun begitu, untuk penggunaan rudal andalan ini sebenarnya telah dilakukan pengembangan sejak akhir 1960-an.
Akan tetapi, baru dilakukan uji coba di tahun 1985 dan pada akhirnya resmi untuk beroperasi di tahun 1991. Kehadiran dari rudal yang satu ini telah dikenal dengan sebutan nama CSS-5 yang memiliki panjang 10,7 m dan diameter 1,4 m.
Dari ukuran tersebut memberikan gambaran bahwasanya penggunaan nuklir yang satu ini mempunyai ukuran yang terbilang lebih kecil dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Rudal ini juga memiliki kemampuan dalam membawa muatan dengan kapasitasnya mencapai 600 kg dan memiliki hulu ledak tinggi yang bahkan dari kemampuannya mampu menjelajah dengan jarak yang lebih pendek hanya 2.150 km.
4. DF 31A
Berikutnya juga tersedia rudal balistik DF 31A yang menjadi pengembangan dari bentuk rudal DF 31. Pada penggunaan rudal yang satu ini telah diluncurkan sejak tahun 2007 lalu.
Rudal andalan dari Cina ini mempunyai panjang 13 m dan diameter 2,25 m. Selain itu, rudal juga didukung dengan penggunaan bahan bakar diesel, beberapa sumber menyatakan bahwasanya kehadiran dari rudal ini merupakan rancangan untuk membawa senjata termonuklir tunggal dengan beratnya 1 megaton.
5. DF 41
DF 41 ini juga merupakan senjata andalan dari Cina yang memiliki daya jangkauan bisa mencapai 15.000 km. Hal ini tentunya menjadikan keunggulan dari rudal yang kemampuan jangkauannya terjauh dari kepemilikan Cina.
Rudal ini juga memiliki kemampuan dalam menampung sejumlah hulu ledak yang ditargetkan secara independen. Pilihan andalan dari rudal yang satu ini memiliki panjang 20 sampai 22 m dan berkemampuan dalam memuat beban mencapai 2.500 kg.
Jumlah hulu ledak nuklir yang dapat dibawa oleh rudal ini kisaran 10. Rudal telah dimulai proses pengembangan oleh Cina di tahun 1986, akan tetapi untuk proses peluncuran prototipe pertamanya baru bisa dijalankan di tahun 2007 dan dilakukan uji coba secara resmi di tahun 2012.
Spesifikasi Rudal Sea Sparrow untuk Jet Tempur Rusia
Amerika Serikat sudah meluncurkan paket untuk memberikan bantuan militer cukup besar senilai USD 3,75 miliar yang ditujukan ke Ukraina. Hal ini merupakan bentuk janji dalam pengiriman senjata yang mampu menopang Kiev pada konflik yang saat ini sedang berlangsung bersama.
Paket yang dikirimkan tersebut mencakup adanya rudal anti pesawat dengan jarak pendek RIM-7 Sea Sparrow. Pengiriman senjata ini akan menjadi momok untuk jet tempur karena bisa langsung mengejar dan melumpuhkan pesawat yang nantinya akan dijadikan sebagai target.
Kehadiran dari rudal yang satu ini telah dikembangkan sejak awal 1960-an dan diperkirakan akan dilakukan pemasangan ke peluncur Buk era Soviet yang saat ini masih tersisa sebagai inventaris dari Ukraina. Paket yang dikirimkan juga dipadukan dengan radar yang bisa diluncurkan dari laut ataupun darat untuk melakukan pencegahan pesawat hingga rudal jelajah.
Rudal telah mengalami sedikit inovasi dalam medan perang, hingga militer Ukraina sudah berhasil dalam mengubah peluncur dari Buk era digital yang tersedia untuk melakukan penembakan Sea Sparrow. Pemasangan amunisi yang merupakan buatan dari Amerika Serikat pada peluncur buatan Soviet telah menunjukkan bahwasanya AS memiliki keterlibatan besar dalam proses peningkatan tersebut.
Modal yang sebelumnya sudah berhasil dipasangkan di bagian peluncur anti pesawat Kub, ternyata pendahulu sistem Buk, terhadap kolaborasi yang dilakukan dari pabrikan pertahanan Polandia WZU Sa dan Raytheon.
Upgrade terbaru pada peluncur buatan Soviet pertama kalinya secara resmi diluncurkan di awal tahun 2010-an. Ukraina juga telah memperjuangkan dalam menghadapi kampanye dari penyerangan pengeboman yang terus meningkat pada beberapa infrastruktur kritis yang telah diluncurkan Moskow sesudah terjadinya ledakan jembatan Crimea.