Isu Bom Kotor Dalam Konflik Rusia dan Ukraina

Isu Bom Kotor Dalam Konflik Rusia dan UkrainaSesudah timbul adanya kecemasan yang berhubungan terhadap penggunaan senjata nuklir di dalam konflik antara Rusia dan Ukraina tentunya sekarang ini muncul isu terbaru berupa bom kotor yang dapat menyebar paparan radioaktif. Setelah terdapat kekhawatiran yang berhubungan dengan potensi dalam menggunakan senjata nuklir pada konflik ini tentunya Moskow baru-baru ini menyebutkan bahwasanya Ukraina sedang mempersiapkan bambu kotor supaya nantinya dapat melakukan penjebakan terhadap Rusia sebagai teroris nuklir.

Dari menteri pertahanan Rusia itu sendiri mengatakan untuk situasi yang ada di Ukraina memang memburu dalam waktu yang cukup cepat serta menuju ke bagian ekskalasi yang memang tidak dikendalikan. Rusia juga telah menduga bahwasanya hal tersebut mampu memberikan dorongan terhadap Ukraina untuk nantinya dapat memanfaatkan kotor yang kemudian akan dituduhkan pada Moskow.

Hal tersebut memang telah disampaikan kepada menteri pertahanan Perancis dalam panggilan telepon di hari Minggu yang menyatakan bahwasanya mereka akan membahas adanya situasi di Ukraina yang semakin memburuk dengan cepat menurut kementerian pertahanan Rusia pada pernyataan yang berhubungan dengan rangkuman panggilan telepon kedua dari menteri tersebut tentunya hal ini kecenderungan menuju ekskalasi yang lebih lanjut dan tidak terkendali.

Adanya bom kotor menurut pusat pengendalian dan pencegahan penyakit Amerika Serikat merupakan campuran yang berasal dari bahan peledak serta bahan radioaktif seperti halnya pelet ataupun bubuk. Pada saat dinamit ataupun bahan peledak yang lainnya tersebut meledak tentunya untuk ledakannya tersebut akan membawa bahan radioaktif menuju ke daerah yang ada di sekitarnya.

CDC memberikan tambahan bahwasanya terdapat bahaya utama yang nantinya ditimbulkan oleh adanya bom kotor yang berasal dari ledakan tersebut. Sementara itu untuk jenis bahan radioaktifnya sendiri kemungkinan besar memang tidak akan menciptakan timbulnya paparan radiasi yang lebih cukup guna menyebabkan penyakit serius kecuali bagi orang-orang yang memang sudah sangat dekat dengan adanya lokasi kejadian ledakan.

Christopher Fettweis sebagai seorang profesor ilmu politik dari Universitas Tulane mengatakan bahwasanya terdapat bom kotor yang memang tidak pernah digunakan pada sebuah konflik. Dari mereka tersebut memang lebih teoretis dibandingkan dengan nyata yang memang menambahkan bahwasanya gagasannya tersebut dari negara Ukraina dapat memanfaatkan bom kotor yang berada di wilayah mereka sendiri yang sebenarnya memang gila.

Hal ini tentunya merupakan salah satu dari adanya isapan jempol imajinasi dari presiden Rusia Vladimir Putin yang telah dia suka buang dan menggunakan RT. Tentunya telah merujuk terhadap organisasi dari media pemerintah Rusia yaitu Russia Today.

Hal seperti ini memang tidak masuk akal lagi untuk Ukraina dalam melakukan tindakan tersebut. Bahkan untuk mencoba dalam memperoleh opini publik pada Rusia.

Apabila untuk target di sini merupakan orang-orang Rusia tentunya menjadi opini yang masuk akal apabila mencoba dalam mengingatkan mereka bahwasanya mereka memang benar-benar mampu menghadapi musuh jahat yang telah berputus asa dan didukung oleh NATO yang nantinya harus dihancurkan. Rusia juga telah memperingatkan Amerika Serikat dan Inggris terkait perencanaan bom kotor dari Ukraina tersebut.

Rusia membahas adanya potensi ancaman dalam penggunaan bom kotor dari Ukraina bersama negara Inggris dan Amerika Serikat di tingkat kepala staf umum. Hal ini memang telah diungkapkan oleh kementerian pertahanan Rusia yang membahas masalah tersebut melalui panggilan telepon bersama ketua kepala staf gabungan Amerika Serikat.

Meskipun begitu London telah memberikan pernyataan bahwasanya memang sangat penting dalam melakukan penjagaan terhadap saluran komunikasi bersama Moskow terbuka untuk nantinya melakukan pengelolaan risiko terhadap salah perhitungan serta guna memberikan fasilitas de eskalasi terjadinya konflik. Sebelumnya dari menteri pertahanan Rusia juga telah mengemukakan atas kekhawatirannya yang serupa ketika berbintang melalui panggilan telepon bersama menteri pertahanan Amerika Serikat, Inggris dan Perancis.

Moskow secara terang-terangan telah memberikan peringatan terhadap negara barat yang berhubungan dengan dugaan perencanaan Kiev yang menggunakan bom kotor untuk melakukan penjebakan terhadap Rusia. Dari kementerian pertahanan Rusia juga sudah mengklaim bahwasanya Kievmenginginkan untuk menjebak Moskow supaya nantinya dituding sebagai teroris nuklir dan dengan adanya tuduhan tersebut menggunakan senjata pemusnah massal serta dengan begitu memiliki potensi dalam meluncurkan kampanye anti Rusia yang lebih kuat.

Akan tetapi dari pihak barat tentunya bagaimanapun dari sebagian besar memang tetap mengabaikan adanya peringatan tersebut. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov juga telah memberikan pernyataannya atas ketidakpercayaan dari Barat pada sebuah skenarionya yang satu ini untuk tidak membuat timbulnya ancaman yang semakin berkurang. Sementara itu, Kiev juga memberikan bantahan yang sangat keras terhadap tuduhan dari Moskow.

Presiden Ukraina yaitu Volodymyr Zelensky juga telah menyatakan bahwasanya menjadi satu-satunya dari pihak yang memiliki kemampuan dalam melancarkan adanya serangan yang hanya memanfaatkan nuklir yaitu dari negara rusia itu sendiri. Sementara itu dalam hal ini PBB juga sudah meminta untuk keseluruhan dari pihak yang turut serta dalam konflik tersebut supaya nantinya tetap bisa menahan diri.

Selain itu juru bicara dari sekretaris jenderal PBB yaitu Antonio Guterres Stephane Dujarric telah mengatakan terhadap briefing yang dilakukan di hari Senin bahwasanya untuk keseluruhan pihak haruslah menghindari adanya tindakan apa saja yang nantinya bisa menimbulkan salah dalam perhitungan ataupun ekskalasi yang lebih lanjut dari adanya sebuah konflik yang telah menghancurkan. Akan tetapi untuk presiden Ukraina sendiri sudah menyatakan penolakan secara keras terhadap tudingan Rusia bahwasanya negaranya menyiapkan bom kotor yang seiring dalam proses meningkatkan konflik antara dari dua negara tersebut.

 

Persiapan Rusia Serangan Baru Dengan 500 Ribu Wamil

Persiapan Rusia Serangan Baru Dengan 500 Ribu Wamil – Dalam upaya untuk melakukan gelombang serangan baru, Rusia akan melanjutkan kegiatan mobilisasi sampai 500 ribu wajib militer yang didatangkan dalam mendukung serangan untuk beberapa bulan mendatang. Adanya peringatan yang telah dilontarkan tersebut merupakan pernyataan yang diberikan oleh kepala pertahanan Ukraina.

Dari Wakil Kepala Intelijen Militer Ukraina, Vadym Skibitsky telah mengatakan terdapat rekrutan yang nantinya akan melakukan pengambilalihan terhadap bagian untuk melakukan serangan. Proses mengambil alih bagian tersebut guna mendukung sarangan baru yang akan dilontarkan untuk sepanjang musim semi dan musim panas yang berada di bagian selatan hingga Timur dari negara tersebut.

Sekarang ini, para pejabat Ukraina sudah membuat laporan terbaru bahwasanya terdapat 280.000 dari pasukan darat Rusia yang sudah dikerahkan untuk menyerang negara tersebut. Perkiraan yang telah disampaikan, diduga terdapat serangan yang dilakukan di wilayah Kharkiv dan Donetsk. Bahkan, kemungkinan besar juga akan menyerang kawasan Zaporizhzhia. Akan tetapi, untuk melakukan pertahanan di Crimea dan Kherson, hal ini tentunya menjadi jumlah orang yang akan dikerahkan dalam penugasan dari serangan tersebut.

Prediksi yang diberikan atas perkiraan gelombang pasukan juga dikatakan bahwasanya saat Rusia kalah, tentunya dari bu tin akan mengalami keruntuhan. Skibitsky juga mengatakan bahwasanya terjadinya gelombang terakhir mampu memobilisasi yang nantinya akan dilangsungkan pada 15 Januari.

Serangan baru tersebut sesudah masa liburan pada saat Rusia akan melakukan percobaan untuk mengalahkan Ukraina dengan ketersediaan pasukannya yang cukup besar. Dari pihak Rusia juga sudah membantah telah membuat persiapan untuk gelombang kedua atas mobilisasi umum dengan Vladimir Putin yang menyebutkan bahwasanya tidak akan ada gunanya di bulan lalu.

Sebelumnya, Kremlin sudah menyerukan adanya gencatan yang akan dilangsungkan dengan menggunakan senjata 36 jam yang berlangsung di hari Jumat. Penentuan ini dengan menyesuaikan hari libur untuk Natal Kristen Ortodoks Rusia. Akan tetapi, Ukraina melakukan penolakan terhadap gencatan senjata yang telah digambarkan oleh Volodymyr Zelensky. Hal ini dijadikan sebagai bentuk upaya dalam menghentikan gerakan maju yang dilakukan oleh pasukan di Donbas.

Setiap pasukan telah membawa peralatan secara lengkap dengan amunisi yang tersimpan serta orang-orang yang telah dimobilisasi supaya lebih dekat dengan keberadaan posisi dari tentara Ukraina. Ukraina juga menyatakan klaim bahwasanya pasukan Rusia terus melakukan penyerangan secara terus-menerus dengan gencatan senjatanya. Dengan adanya seorang pekerja darurat yang sudah terbunuh oleh tembakan artileri di wilayah Kherson. Adanya laporan tembakan artileri tersebut berlangsung di kota Kramatorsk, Donbas.

Kemunculan peringatan untuk serangan udara tersebut sudah dikeluarkan pada beberapa kota yang ada di Ukraina. Akan tetapi, sejauh dari peringatan tersebut ternyata tidak ada ledakan yang bisa dilaporkan sebagai bentuk penyerangan yang dilakukan oleh Rusia. Namun, terdapat pembaruan terbaru dari pihak Kementerian Pertahanan yang mengatakan bahwasanya untuk pertempuran yang terjadi antara Ukraina dan pasukan Rusia masih terus berlanjut. Penyerangan tersebut hingga tingkat rutin meskipun terdapat gencatan senjata pada Ukraina.

Pembaruan yang berasal dari intelijen harian, Kementerian pertahanan juga mengatakan bahwasanya di beberapa daerah yang sedang diperebutkan cukup sengit tepat di kawasan kota Kremina, Provinsi Luhansk, Ukraina Timur. Pertempuran yang berlangsung lebih difokuskan di kawasan berhutan lebat yang berada di area Barat Kota. Pertempuran tersebut sudah beralih dengan menggunakan jenis pertempuran infanteri dan bahkan untuk penyerangannya sendiri melalui jarak dekat.

Menurut keterangan dari Kementerian Pertahanan, bahwasanya pertempuran antara pasukan Rusia dan Ukraina masih berlanjut untuk tingkat rutin sampai periode Natal Ortodoks. Salah satu dari sektor yang sangat diperebutkan masih berada di kawasan kota Kremina, Oblast Luhansk. Pada tiga minggu terakhir ini telah terjadi pertempuran yang berlangsung di kawasan Kremina dengan memfokuskan di bagian hutan lebat tepatnya di sebelah barat kota. Hutan tersebut merupakan jenis hutan konifera yang telah menyediakan perlindungan dengan sistem pengamatan udara yang bahkan juga berlangsung di musim dingin.

Dari kedua belah pihak kemungkinan besar akan tetap memperjuangkan untuk bisa menyesuaikan tembakan artileri supaya lebih akurat. Sehingga dengan adanya kabar penyerangan gelombang baru yang didatangkan oleh pasukan Rusia telah dipersiapkan secara matang oleh Kementerian Pertahanan Ukraina untuk menyesuaikan tembakannya.

Ukraina Akui Menjalankan Misi Nato dari Rusia

Ukraina telah mengakui berlangsungnya perang dengan Rusia sudah didukung dengan menjalankan misi NATO tanpa harus menumpah darahkan rakyat dari negara aliansi. Sebagai bentuk imbalannya, Kiev mengharapkan barat terus menyediakan amunisi serta senjata yang bisa diberikan untuk Ukraina.

NATO menyatakan bahwasanya Rusia merupakan ancaman paling besar untuk blok pimpinan Amerika Serikat. Ukraina telah menangani ancaman dengan menjalankan misi NATO pada hari itu tanpa harus menumpahkan darah sehingga berharap bisa menyediakan senjata yang dibutuhkan oleh pasukan Ukraina.

Setiap rekan NATO melakukan kerjasama dengan baik untuk memberikan informasi dalam percakapan ataupun pesan teks. Bahwasanya Ukraina merupakan perisai peradaban dan melakukan pembelaan terhadap seluruh dunia yang beradab serta seluruh bagian barat.

Para pejabat Ukraina termasuk presiden ke bawah telah melakukan permintaan bantuan senjata secara rutin dari barat seperti halnya artileri, misil, amunisi dan tank. Selain itu, bulan Oktober telah diketahui terdapat proses politik Pentagon dengan tujuan untuk terus melakukan peningkatan terhadap standar hingga Ukraina bisa menerima tank tempur utamanya.

Di hari Jumat Washington, juga memberikan pengumuman atas pengiriman 50 kendaraan tempur infanteri bradley yang menggunakan lapis baja modern dikirimkan ke Kiev. Sebagian dari paket senjata tersebut memiliki nilai USD 3 miliar dan Perancis telah memberikan janji untuk memberikan sejumlah tank ringan yang beroda.

 

Jenis Peluru Andalan Cina yang Banyak Ditakuti Dunia

Jenis Peluru Andalan Cina yang Banyak Ditakuti Dunia – Kehadiran dari peluru kendali antara benua atau yang dikenal dengan Intercontinental Ballistic Missile ini dijadikan sebagai senjata. Hal ini dikarenakan, rudal dari Cina bisa menjelajah dengan menjangkau jarak belasan kilometer dan bahkan bisa menyebabkan timbulnya kekhawatiran untuk negara yang ada di sekitarnya.

Seperti negara yang mempunyai senjata andalan ini yaitu Cina. Adapun untuk 5 peluru kendali antar benua yang telah diandalkan oleh negara Cina sebagai berikut;

1. DF 3
DF 3 atau Dongfeng 3 merupakan rudal balistik yang sangat diandalkan oleh Cina. Pada penggunaan rudal yang satu ini telah dilakukan uji coba di tahun 1968, akan tetapi baru dimulai untuk sistem operasionalnya di akhir 1971.

Penggunaan rudal ini mempunyai panjang 20,97 m dan diameter 2,2 m. Meskipun begitu, penggunaannya sendiri telah dipensiunkan dari Tahun 2022 dan tetap dijadikan sebagai rudal andalan Cina untuk masanya.

Adapun dalam jangkauan rudal ini bisa mencapai 2.650 km serta mampu membawa satu hulu ledak nuklir yang memiliki berat 2150 kg. Cina juga pernah melakukan penjualan terhadap 36 hingga 60 unit rudal yang ditujukan pada Arab Saudi.

2. DF 4
Rudal andalan dari Cina yang satu ini sebagai rudal balistik Dongfeng 4 atau DF 4. Penggunaan dari rudal yang satu ini telah diaktifkan pengoperasiannya sejak 1980 dan diberhentikan dengan pensiun tahun 2005.

Rudal balistik ini memiliki panjang 28,05 m dan diameternya 2,25 m. DF 4 juga memiliki kemampuan dalam membawa muatan sampai 2200 kg dengan hulu ledak nuklir tunggal yang dimilikinya.

Sementara itu, untuk jarak jelajah rudal yang telah dimiliki bisa mencapai 4.500 hingga 5.500 km. Perancangan DF 4 ini telah dilakukan bersamaan dengan kehadiran dari DF 3.

3. DF 21
Rudal andalan dari Cina Dongfeng 21 merupakan nuklir balistik yang memiliki jarak menengah dalam sistem operasionalnya di tahun 1991. Meskipun begitu, untuk penggunaan rudal andalan ini sebenarnya telah dilakukan pengembangan sejak akhir 1960-an.

Akan tetapi, baru dilakukan uji coba di tahun 1985 dan pada akhirnya resmi untuk beroperasi di tahun 1991. Kehadiran dari rudal yang satu ini telah dikenal dengan sebutan nama CSS-5 yang memiliki panjang 10,7 m dan diameter 1,4 m.

Dari ukuran tersebut memberikan gambaran bahwasanya penggunaan nuklir yang satu ini mempunyai ukuran yang terbilang lebih kecil dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Rudal ini juga memiliki kemampuan dalam membawa muatan dengan kapasitasnya mencapai 600 kg dan memiliki hulu ledak tinggi yang bahkan dari kemampuannya mampu menjelajah dengan jarak yang lebih pendek hanya 2.150 km.

4. DF 31A
Berikutnya juga tersedia rudal balistik DF 31A yang menjadi pengembangan dari bentuk rudal DF 31. Pada penggunaan rudal yang satu ini telah diluncurkan sejak tahun 2007 lalu.

Rudal andalan dari Cina ini mempunyai panjang 13 m dan diameter 2,25 m. Selain itu, rudal juga didukung dengan penggunaan bahan bakar diesel, beberapa sumber menyatakan bahwasanya kehadiran dari rudal ini merupakan rancangan untuk membawa senjata termonuklir tunggal dengan beratnya 1 megaton.

5. DF 41
DF 41 ini juga merupakan senjata andalan dari Cina yang memiliki daya jangkauan bisa mencapai 15.000 km. Hal ini tentunya menjadikan keunggulan dari rudal yang kemampuan jangkauannya terjauh dari kepemilikan Cina.

Rudal ini juga memiliki kemampuan dalam menampung sejumlah hulu ledak yang ditargetkan secara independen. Pilihan andalan dari rudal yang satu ini memiliki panjang 20 sampai 22 m dan berkemampuan dalam memuat beban mencapai 2.500 kg.

Jumlah hulu ledak nuklir yang dapat dibawa oleh rudal ini kisaran 10. Rudal telah dimulai proses pengembangan oleh Cina di tahun 1986, akan tetapi untuk proses peluncuran prototipe pertamanya baru bisa dijalankan di tahun 2007 dan dilakukan uji coba secara resmi di tahun 2012.

Spesifikasi Rudal Sea Sparrow untuk Jet Tempur Rusia

Amerika Serikat sudah meluncurkan paket untuk memberikan bantuan militer cukup besar senilai USD 3,75 miliar yang ditujukan ke Ukraina. Hal ini merupakan bentuk janji dalam pengiriman senjata yang mampu menopang Kiev pada konflik yang saat ini sedang berlangsung bersama.

Paket yang dikirimkan tersebut mencakup adanya rudal anti pesawat dengan jarak pendek RIM-7 Sea Sparrow. Pengiriman senjata ini akan menjadi momok untuk jet tempur karena bisa langsung mengejar dan melumpuhkan pesawat yang nantinya akan dijadikan sebagai target.

Kehadiran dari rudal yang satu ini telah dikembangkan sejak awal 1960-an dan diperkirakan akan dilakukan pemasangan ke peluncur Buk era Soviet yang saat ini masih tersisa sebagai inventaris dari Ukraina. Paket yang dikirimkan juga dipadukan dengan radar yang bisa diluncurkan dari laut ataupun darat untuk melakukan pencegahan pesawat hingga rudal jelajah.

Rudal telah mengalami sedikit inovasi dalam medan perang, hingga militer Ukraina sudah berhasil dalam mengubah peluncur dari Buk era digital yang tersedia untuk melakukan penembakan Sea Sparrow. Pemasangan amunisi yang merupakan buatan dari Amerika Serikat pada peluncur buatan Soviet telah menunjukkan bahwasanya AS memiliki keterlibatan besar dalam proses peningkatan tersebut.

Modal yang sebelumnya sudah berhasil dipasangkan di bagian peluncur anti pesawat Kub, ternyata pendahulu sistem Buk, terhadap kolaborasi yang dilakukan dari pabrikan pertahanan Polandia WZU Sa dan Raytheon.

Upgrade terbaru pada peluncur buatan Soviet pertama kalinya secara resmi diluncurkan di awal tahun 2010-an. Ukraina juga telah memperjuangkan dalam menghadapi kampanye dari penyerangan pengeboman yang terus meningkat pada beberapa infrastruktur kritis yang telah diluncurkan Moskow sesudah terjadinya ledakan jembatan Crimea.

 

Tiga Berita Di Australia Yang Sempat Menjadi Trending Topic

Tiga Berita Di Australia Yang Sempat Menjadi Trending TopicDalam beberapa hari terakhir ini ada tiga berita viral dari negeri kanguru yang sempat menjadi bahan perbincangan masyarakat Indonesia. Salah satunya yaitu ratusan ekor paus terdampar di pinggir pantai. Dilaporkan jika sebagian paus yang terdampar itu masih dalam kondisi hidup. Untuk lebih jelasnya mengenai berita tersebut langsung saja baca artikel di bawah ini hingga selesai.

Selandia Baru Mencabut Aturan Memakai Masker

Tepatnya pada hari Senin tanggal 12 September 2022 Selandia Baru resmi menghapus penggunaan masker dan vaksin di negaranya. Hal ini tentunya menandakan jika negara tersebut telah berhasil melewati masa-masa terberat selama 2 tahun belakangan ini. Menurut perdana menteri Selandia Baru jika sekarang merupakan waktu yang tepat untuk membuka halaman baru tentang manajemen covid-19 di wilayah tersebut. Ia mengatakan jika saat ini Rakyat sudah bisa hidup tanpa adanya aturan harus menggunakan masker dan vaksin. Diketahui saat ini semua peraturan tentang pemakaian masker sudah dihapus. Namun hal itu tidak berlaku untuk fasilitas perawatan kesehatan dan perawatan lanjut usia. Selain itu individu yang dinyatakan positif covid-19 akan diminta untuk melakukan isolasi diri selama 7 hari, sedangkan aturan kontak rumah tangga tidak diberlakukan lagi.

Ardern juga mengatakan jika peraturan penggunaan vaksin dari pemerintah akan segera dihapus pada tanggal 26 September mendatang. Bukan hanya itu saja pengusaha juga diberikan kebebasan untuk memutuskan sendiri apakah akan mempekerjakan orang yang telah divaksin atau tidak. Pemerintah Selandia Baru juga akan menghapus segala persyaratan terkait vaksin bagi para pelancong dan awak pesawat yang hendak masuk ke dalam negaranya. Diketahui akibat respon cepat yang dilakukan pemerintah Selandia baru untuk mengatasi pandemi covid-19 serta aturan ketat membuat sebagian besar wilayah itu bisa bebas dari virus pada akhir tahun lalu.

Pemerintah setempat telah mencabut kebijakan nol covid di tahun ini setelah sebagian warganya sudah divaksin. Setelah itu virus covid-19 dibiarkan menyebar. Hingga saat ini tercatat kematian akibat covid-19 yang ada di Selandia Baru mencapai 1950 orang dan sekitar 1,7 juta penduduknya terkonfirmasi positif virus tersebut.

Negeri Kanguru Tidak Melarang Wisatawan Dari Rusia Untuk Masuk Wilayahnya

Richard Marles selaku menteri pertahanan Australia menyampaikan jika negaranya memperbolehkan turis yang berasal dari Rusia untuk masuk ke wilayahnya. Diketahui sebelumnya negara kanguru tersebut telah memberlakukan beberapa sanksi ke Rusia terkait invasi ke Ukraina. Meskipun begitu pihaknya tidak melarang wisatawan Rusia untuk masuk ke Australia.

Walaupun begitu, tidak sedikit individu dan etnis Rusia yang telah mendapatkan sanksi dari Australia. Termasuk dalam sektor perbankan dan organisasi yang memiliki tanggung jawab terkait utang negara tersebut. Negara kanguru itu diketahui sudah mengirimkan bantuan dan peralatan pertahanan ke Ukraina. Di waktu yang sama Australia melarang kegiatan ekspor ke Rusia seperti biji alumina, aluminium hingga bauksit.

Ketika pihaknya ditanya apakah Australia akan melanggar wisatawan Rusia untuk masuk ke wilayahnya, Marles menjawab jika sanksi-sanksi dari negara kangguru itu ditunjukkan pada pemerintahan Rusia. Itu artinya bukan termasuk rakyat Rusia. Ia juga menolak untuk mengungkapkan apakah negara kangguru itu hendak mengirimkan lebih banyak busmaster serta kendaraan pelapis baja ke Ukraina. Setelah sebelumnya duta besar dari negara rusia meminta agar Australia mengirimkan kedua benda tersebut. Marles menegaskan jika Australia merupakan salah satu negara organisasi pakta pertahanan Atlantik Utara yang telah memberikan berbagai macam bantuan ke Ukraina. Selain itu ia juga mengatakan jika perjanjian antara Australia dengan Amerika Serikat dan Inggris tentang pembangunan kapal selam berkekuatan nuklir masih berada dalam jalur.

Diketahui pada bulan Juni yang lalu Negeri kanguru tersebut telah menyepakati untuk membayar sekitar 55 juta Euro ke perusahaan perkapalan Prancis Naval group. Setelah sebelumnya membatalkan proyek kapal selam konvensional di tahun 2022. Penyebab mengapa Australia membatalkan proyek kapal selam itu dikarenakan Canberra lebih memilih membentuk mitra dengan Inggris dan Amerika Serikat.

Ratusan Paus Terdampar Di Pantai Tasmania

Pemandangan yang sangat berbeda terjadi di sepanjang pantai barat Tasmania. Pasalnya pada hari Rabu tanggal 21 September 2022 terjadi insiden ratusan paus terdampar di pantai tersebut. Diketahui peristiwa itu terjadi selang sehari setelah insiden yang sama di King Island. Menurut laporan dari departemen sumber daya alam dan lingkungan Tasmania jika total paus yang terdampar yaitu sebanyak 230 ekor di Ocean Beach. Selain paus terdapat juga beberapa hewan yang terdampar di daratan pasir tepatnya di Macquarie Harbour. Dilansir dari laman Guardian pada Rabu 21 September 2022 sekitar setengah dari jumlahnya masih dalam kondisi hidup.

Saat ini beberapa tim sedang dikerahkan untuk menuju lokasi tersebut guna menyelamatkan para paus itu. Dalam hal ini staf Tasmania Parks and Wildlife Service beserta polisi setempat juga akan membantu evakuasi paus tersebut. Menurut Sam Gerrity beberapa paus yang terdampar itu masih dalam kondisi hidup dan kebanyakan dari mereka saat ini berada di Ocean Beach. Sedangkan Tom Mountney yang merupakan staf akuakultur pentuna menyatakan jika dirinya dan kelima rekannya telah berulang kali membantu penyelamatan paus terdampar secara massal di Ocean Beach sejak tahun 2020 lalu. Ia juga mengatakan jika dirinya telah melihat sebanyak 30 ekor paus yang terjebak di gundukan pasir di Macquarie Harbour pada hari Rabu Pagi tanggal 21 September 2022. Akibat peristiwa tersebut jalanan menuju Ocean Beach dan Macquarie Hards harus ditutup terlebih dahulu.

Itulah tiga berita viral yang terjadi di Australia dan sempat menggemparkan negara-negara tetangga.